Oleh: Ustz Sa'idah Fiddaroini
Bismillahirrahmanirrahim…
Masih terngiang nasihat ayahanda
Haidar Nashir pada perayaan milad 1 abad Muhammadiyah di sportorium UMY Ahad
lalu, bahwasanya agenda milad ini merupakan wahana dakwah dan syukur. Beliau
mengatakan bahwa salah satu komitmen kuat Muhammadiyah abad ke-2 ini adalah
gerakan pencerahan (At-tanwir), yaitu gerakan pembebasan melalui spirit dakwah,
memberdayakan manusia sebagai insan yang memiliki kehormatan diri, gerakan yang
mencerahkan kehidupan. Luar biasa mulia, sungguh amanah yang tidak mudah bagi
setiap kader. Tidak diragukan lagi bahwa saat ini prinsip/nilai-nilai
kemanusiaan berpijak pada kegelapan, perpecahan, dan kehidupan jahiliyah.
Mereka tenggelam dalam samudera penyelewangan dan terlena dalam pendewaan harta
benda. Banyak orang yang tidak rukun karena masalah materi, segala sesuatu
diukur dengan uang, bahkan akibat uang sepuluh ribu rupiah nyawa bisa melayang.
Dengan ilmu, orang-orang malah menjadi jahiliyah, mereka tenggelam dalam
permisivisme dan nihilisme. Ayahanda Hamka menggambarkan situasi ini dengan
istilah “Jahiliyah Modern”. Praktek korupsi yang sempurna merata, kejahatan
yang sudah menjadi hal yang biasa, kemiskinan masif yang sudah menjadi agenda,
pengagungan terhadap faham individualisme yang luar biasa, sudahkah amal usaha
Muhammadiyah terjaga dari semua itu? Wallahua’lam.
Kita dihadapkan pada situasi yang
nyaris sama seperti zaman Rasulullah saw. dan para sahabat. Sejarah telah
membuktikan, tidak ada lagi jalan yang dapat menyelematkannya kecuali Islam,
dengan jalan mengambil petunjuk ajaran-ajaran Al-Quran dan undang-undangnya
yang sangat bijaksana. Rasulullah saw. mencerahkan masa Jahiliyah dengan
Al-Quran. Itulah yang harus kita ikuti untuk menuju keselamatan yang hakiki.
Sudah saatnya Muhammadiyah kembali menghidupkan Al-Quran. Jika mungkin selama
ini Muhammadiyah menghidupkan semangat Al-Quran masih secara tersirat. Kini,
saatnya menggemakan Al-Quran secara terang-terangan. Karena di dalam Al-Quran
telah dihimpun ajaran-ajaran Allah tentang segala unsur kebahagiaan bagi aspek
kemanusiaan yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki Allah. Al-Quran merupakan
prinsip, aturan main, dan pusat kebahagiaan manusia. Secara mudah dan jelas
bahwa melaksanakan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Quran tidak akan
berhasil kecuali setelah memahaminya. Seseorang tidak akan bisa menerapkan
Al-Quran kecuali dengan memahami dan mentadabburinya. Kemudian dia tetap
komitmen atas sesuatu yang terhimpun didalamnya berupa nasihat dan petunjuk
sehingga dalam hidup ini ia konsisten menerapkan ajaran Al-Quran.
Tafsir adalah kunci untuk membuka
peti simpanan yang terkumpul dalam Al-Quran. Tanpa tafsir orang tidak akan bisa
membuka peti simpanan tersebut untuk mendapatkan mutiara dan permata yang ada
di dalamnya. Oleh karena itu, di abad ke-2 ini, target Muhammadiyah tidak hanya
agar setiap warganya bisa melafadzkan Al-Quran dengan benar, target itu
hendaknya meningkat menjadi agar setiap warganya mampu memahami tafsir
Al-Quran. Bayangkan, apabila seluruh perawat dan dokter di PKU-PKU
Muhammadiyah, guru-guru dan siswa di sekolah Muhammadiyah dan PTM, seluruh
jamaah pengajian dan pimpinan Muhammadiyah mulai dari tingkat pusat hingga
ranting, seluruh anggota ortom Muhammadiyah, semuanya memahami tafsir Al-Quran.
Maka, program dakwah mandiri yang telah dicanangkan Muhammadiyah akan segera
terealisasi. Setiap warga Muhammadiyah memahami tafsir Al-Quran, akan
berbanding lurus dengan semangat dakwah dan berfastabiqul khairat yang
meningkat pesat. Setiap warga Muhammadiyah memahami Al-Quran dan
mempraktekkannya. Cahaya Al-Quran benar-benar akan menerangi kehidupan. Dengan
petunjuk Al-Quran, mereka mendapatkan jalan yang lapang. Dari ajaran-ajarannya
yang lurus serta undang-undangnya yang bijaksana, mereka dapat memetik hal yang
membuat mereka berada di puncak keluhuran dan kebahagiaan. Al-Quran akan
mengangkat manusia pada puncak keagungan dan kemuliaan. Luar biasa bukan?
Cita-cita menuju masyarakat islam yang sebenar-benarnya akan semakin dekat.
Tujuan dari gerakan At-Tanwir benar-benar terlaksana. Al-Quran yang menjadi
pedoman hidup utama setiap warga Muhammadiyah dalam melangkah akan membuat
gerakan ini benar-benar mencerahkan. Ini bukan mimpi di siang bolong. Karena
kita sudah memiliki metode luar biasa. Metode terjemah Al-Quran yang sangat
efektif untuk dipraktekkan di seluruh amal usaha Muhammadiyah. Metode tersebut
adalah Metode Manhaji buah karya Ustadz Anas Adnan,
Lc., M.Ag. Beliau adalah dosen bahasa Arab di Universitas Muhammadiyah
Surabaya….
NB: Sayangnya,
Muhammadiyah sendiri kalah langkah dalam mengembangkan metode ini. Parahnya
metode ini telah dikembangkan oleh kelompok lain. Dan saat ini, perkembangannya
sangat pesat dan luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar