Sabtu, 19 November 2011

QOLBU Hayawaanin hassaasin

Hello kawand,,,
Wah… ga bosen-bosennya deh Binta nyapa sobat semua yang pada caem 2 ;) alias cantik n imout-imout,,,
Btw, naon kabare rencang2 sedoyo? Sae to? Alhamdulillah,,kalo kabar imannya gemana nih,,, lagi up or down? Yah marilah kita mengheningkan cipta sejenak tuk mentafakuri laku yang telah kita haturkan pada diri n lingkungan sekitar kita n terutama pada Sang Pencinta yang senantiasa menampilkan romantisme cinta Illahi pada setiap hambaNya. Sudahkah kita bersyukur atas segala karunia yang telah Ia berikan? Sudahkah kita memanfaatkan serta memaksimalkan potensi yang telah kita miliki dalam jiwa kita?

Kawan,
kita sebagai makhlukNya memiliki 3 fungsi yakni sebagai homo sapien (makhluk berakal), homo socius (makhluk social) dan homo devinas (makhluk berketuhanan).
Dalam tafsir jalalain pun disebutkan bahwa manusia adalah hewan yang berkeinginan. Inilah keistimewaan diri kita terhadap makhluk laen yang Allah ciptakan. Jika Allah ciptakan malaikat dengan kema’shumannya, iblis dengan ketakaburannya, maka manusia adalah diantara keduanya alias manusia memiliki kebebasan tuk memilih mengikuti yang mana. Maka Allah pun menciptakan kita dengan syari’atNya yang kan menjadikan diri kita berada pada garis Kemaha PenyayangNya.

Jika kita sebagai remaja yang masih mencari jati diri hingga selalu bertanya “untuk apakah aku diciptakan didunia ini?” Maka Allah pun telah menerangkan dalam kitabNya yang Agung yakni dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya,
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Tak kan sempurna rasa syukur yang kita persembahkan pada Sang kholiq jika dibandingkan dengan kenikmatan yang telah Ia berikan pada kita, yakni nikmat waktu tuk menimba ilmu agama Islam sebanyak-banyaknya hingga hati kita merasakan manisnya iman dan kuatnya keyakinan bertuhan Yang ESA.
Karena, aku pernah mendengar sebuah kisah perjalanan hidup seorang remaja (kira2 usia SMP)yang bersekolah disebuah sekolah swasta namun karena ia belum mantap dengan konsep Monoteisme yang telah diajarkan disekolahnya dan ia belum merasakan kesesuaian hati sebagai manifestasi amalan yang telah ia amalkan, maka ia pun nekad untuk mencari sebuah kebenaran haqq yakni dengan mencoba semua agama yang ada di Indonesia. Maka ia pun meninggalkan agama Islam (MURTAD). Selama kurang lebih 6 bulan ia mengarungi hidup tanpa sebuah pijakan SYARI’AT, lambat laun hatinya pun mulai merasakan kemarau yang begitu hebat hingga rasa haus menghantui bak ia tinggal di gurun sahara karena selama ia menjadi seorang kafir ia tak pernah sedikit pun menyentuh air wudlu dan menyebut asma-asma Allah, walhamdulillah ia kembali mendapatkan NUR ILLAHI hingga ia dapat merasakan kembali manisnya iman. Dan bahkan ia bertambah yakin bahwa hanya Islamlah agama yang memiliki kebenaran haqq. Wallohu a’lam bish-showab. Kisah ini memang telah lama usai namun alangkah indahnya jika kita dapat mengambil pelajaran darinya.
Wahai kawand,,,
marilah kita berislam dengan kuat agar tak mudah goyah dengan berbagai ajaran yang datang silih berganti, baik dari kaum orientalis barat seperti paham SEPILIS, maupun musuh dalam selimut yakni perseteruan antar golongan, dan partai Islam bahkan perselisihan diantara warga yang saling berbeda pendapat walaw dalam 1 golongan.
Kokohkan aqidah kita dengan mempertajam ujung panah Ilmu agar parasit hati tak dapat menggerogoti nilai keimanan kita bak sebuah pohon yang sangat kokoh dari berbagai gangguan seperti angin puting beliung, banjir bandang dan semua bahaya yang dapat menumbangkannya.
Mari kita tengok ungkapan Seorang filsuf Muslim,
Tetaplah hidup berjuang dengan berpegang pada prinsip/ pendirianmu, sesungguhnya hidup itu adalah aqidah dan perjuangan.”
Tetaplah Semangat dengan selalu memotivasi diri, teruslah berkarya dengan segala yang dapat engkau lakukan, dan tetaplah Istiqomah dalam berislam..
Salam P’Sahabatan….Salam p’Juangan Islam!...

He konco2, cekap semanten mawon nggihh,,,edisi ngajeng kulo sambung malih,,,

By :
-Binta-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar